Sabtu, 05 Maret 2011

Penyakit pada faring (Odinofagia=>Tonsilitis)



Skenario :
Laki-laki, 10 tahun, mengeluh sering sakit menelan sejak 1 tahun terakhir. keluhan disertai terasa mengganjal di tenggorokan, tidur mengorok dan sering terbangun pada malam hari => keluhan berulang.
PemFis :
  • Suhu 36o C
  • TD 100/70 mmHg
  • Nadi 80 x/ menit 
  • Respirasi 18 x/menit
  • Tonsil : T4/T4, Kripta melebar +/+ => proses kronis, Detritus -/-
  • Faring : Mukosa tenang, Granule -/-, Post nasal drip -
Analisis :
1. Anantomi faring (batas-batas) 

  • Nasofaring 
a. Anterior : Choane (lubang hidung posterior)
b. Lateral : Musculus constrictor faringeus
c. Posterior : Vertebrae servical
d. Superior : Basis Cranii
e. Inferior : Palatum Molle

  • Orofaring
a. Anterior : Uvulla & pillar anterior (M.palatoglossus)
b. Posterior : Vertebrae Servicalis
c. Inferior : Epiglotis
d. Superior : Palatum Molle
  • Laringofaring

a. Superior : Epiglotis
b. Inferior : cartilago cricoid
  • Cincin Waldeyer => Jaringan limfoid sekitar jalan masuk saluran aerodigestif

a. Tonsila Palatina
b. Tonsila pharyngeal (adenoid)
c. Tonsila Lingualis
d. Lateral faringeal band'
e. Nodul Soliter di dinding faring
2. Anatomi Tonsil
a. Tonsila Palatina

  • Saat lahir 5x3.5 mm, 0.75 gr
  • Saat anak-anak diameter vertikal lebih besar
  • 2/3 dilapisi kapsula faringobasilar dengan jar. ikat longgar
  • Memiliki 10-30 kripta
  • Merupakan jaringan predominan B sel => berperan melawan antigen yg terhirup/termakan yg menginduksi produksi immunoglobulin dan limfokin
  • Peranan dalam imunitas terutama pd usia 4-10 tahun dan mengalami involusi stelah pubertas

b. Tonsila Lingualis

  • Tidak berkapsel
  • Berkembang paling akhir à dewasa
  • Kripta dangkal
  • Detritus

Perbedaan anatomi dan fisiologi Adenoid dan T.palatina
 3. Diagnosis Banding
a. Infeksi : Tonsilitis, faringitis, laryngitis, peritonsilar abses
b. Trauma : duri ikan, post intubasi, menghirup gas panas, minum zat kaustik
c. Neoplasma : Tumor tonsil, tumor basis lidah, tumor parafaring

DIAGNOSIS KERJA : TONSILITIS KRONIS HIPERTROFI  berdasar :

  • gejala sakit menelan dan rasa mengganjal => akibat pembesaran tonsil (hipertrofi)
  • tidak ada riwayat trauma
  • tonsila T4/T4 => tonsilitis hipertrofi
  • kripta melebar => menunjukan proses kronik
  • mukosa tenang (bukan faringitis)
4. Komplikasi
a. Perintonsilar Abses : unilateral, uvula terdorong ke kontralateral, palatum buldging, tonsil terdorong ke      medioinferior (karena pada tonsila palatina terdapat peritonsilar abses) => penyebaran bakteri perkontinuitatum
b. Demam Reumatik : penyebaran bakteri secara hematogen
c. Post streptoccal Glomerulonefritis
5. Pemeriksaan Tambahan dan Penatalaksanaan
 a. Usulan pemeriksaan

  • Kultur dan resistensi apus tenggorokan => mengetahui bakteri penyebab dan terapi antibiotik (tes resistensi)
  • ASTO 

b. Penatalaksanaan umum

  • Menjaga higienitas mulut => Obat kumur yang mengandung desinfektan
  • Jangan minum yang dingin dan makanan mengandung MSG (menjaga asupan makanan)
  • Istirahat yang cukup

c. Penatalaksanaan khusus

  • Tonsilektomi 
6. Indikasi dan Kontraindikasi tindakan operatif
a. Indikasi Absolut

  • OSAS
  • Komplikasi kardiopulmonal akibat sumbatan jalan nafas
  • Suspek keganasan
  • Tonsilitis penyebab kejang demam

b. Indikasi Relatif

  • Tonsilitis akut rekuren : 7x setahun, 4x dalam 2 tahun berturut-turut, 3x dalam 3 tahun berturut-turut
  • Tonsilitis kronis yg gagal terapi antibiotik
  • Tonsilolithiasis
  • Post peritonsilar abses
  • Dysfagia

c. Kontraindikasi

  • Kelainan perdarahan
  • Infeksi Akut
  • Celah Palatum
7. Organisme penyebab infeksi tonsil
a. Aerob

  • Group A Beta Hemolytic Streptococcus (GABHS)
  • Group B, C, F Streptococcus
  • Hemophilus influenza (tipe B dan non tipe)
  • Streptococcus pneumoniae
  • Streptococcus epidermidis
  • Moraxella catarrhalis
  • Staphyllococcus aureus
  • Hemophyllus parainfluenza
  • Neisseria sp.
  • Micobacteria sp.
  • Lactobacillus sp.
  • E. col.i
  • Helicobacter pylori
  • Chlamydia pneumoniae 
b. Anaerob
  • Bacteroides sp.
  • Peptococcus sp.
  • Microaerophillic streptococci
  • Veillonella parvula
  • Bifidobacterium adolescences
  • Eubacterium sp.
  • Lactobacillus sp.
  • Fusobacterium sp.
  • Bacteroides sp.
  • Porphyromonas asaccharolytica
  • Prevotella sp.
c. Virus
  • Epstein-Barr
  • Adenovirus
  • Influenza A, B
  • Herpes simplex
  • Respiratoy syncytial
  • Parainfluenza

d. Dll
  • Mycobacterium (atypical nontuberculosis)
  • Candida albicans
8. Jenis Tonsilitis Membranosa
a. Tonsilitis difteri

  • Gejala : nyeri menelan, demam
  • Tanda : pseudomembranosa putih/keabuan yang sulit dlepaskan dan mudah berdarah

b. Mononukleosus infeksiosa

  • G : demam, nyeri menelan, nyeri pada kelenjar di leher
  • T : lympadenopati, tonsil bengkak dan ditutupi eksudat fibrin, rhinofaringitis, hepatosplenomegali

c. Vincent Angina (trench Mouth)

  • G  : nyeri menelan unilateral, bau mulut, terasa mengganjal ditenggorokan
  • T : tonsil membesar unilateral, bengkak, ulkus irreguler ditutupi mukus keabuan

d. Candidiasis Oral

  • G : sakit menelan (only)
  • T : bercak putih di palatum molle yang bisa mengenai dinding faring posterior, tonsil, mukosa bukal
9. Gejala dan Komplikasi OSAS (Obstructive Sleep Apneu Syndrome)
OSAS : keadaan / sindroma yang ditansai adanya periode apneu / tdk bernafas skitar 10 detik / lebih akibat sumbatan jalan nafas => penderita terbangun => tidur lagi dengan cepat (tdk sadar) => berulang sepanjang malam
Etiologi : septum deviasi, polip hidung, tonsil hipertrofi, 70 % berkaitan dgn kenaikan berat badan
Gejala : mengantuk sepanjang hari
Test : Epwort Sleepiness Scale, Pulse oxymetry, Polysomnography
Komplikasi

  • Anak : gangguan konsentrasi/hiperaktif, gangguan pertumbuhan
  • Dewasa : hipertensi, CHF, kecelakaan lalulintas







Tidak ada komentar:

Posting Komentar